Logo Harry Potter, digunakan pertama kali dalam seri novel edisi Amerika Serikat, dan kemudian dalam seri film. |
|||
Penulis | J. K. Rowling | ||
---|---|---|---|
Penerjemah | Listiana Srisanti | ||
Negara | Britania Raya | ||
Bahasa | Inggris | ||
Serial | 1. Harry Potter dan Batu Bertuah 2. Harry Potter dan Kamar Rahasia 3. Harry Potter dan Tawanan Azkaban 4. Harry Potter dan Piala Api 5. Harry Potter dan Orde Phoenix 6. Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran 7. Harry Potter dan Relikui Kematian |
||
Genre | Fantasi, fiksi remaja, misteri, thriller, Bildungsroman, transisi usia, realisme sihir | ||
Penerbit | Bloomsbury Publishing (Britania Raya) Scholastic Press (Amerika Serikat) Gramedia Pustaka Utama (Indonesia) |
||
Tanggal terbit | September 2000 – Januari 2008 (Indonesia) | ||
Terbitan dalam Bahasa Inggris | 29 Juni 1997 – 21 Juli 2007 | ||
Media | Cetak (sampul keras & sampul biasa) Buku audio Buku elektronik |
||
Halaman | 3407 total (Inggris) 5248 total (Indonesia) |
Harry Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur
kedewasaan secara dunia sihir. Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih
terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di rumah keluarga Dursley
yang memiliki pertalian darah dengannya. Dengan memasuki umur
kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya dan
mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri.
Atas informasi dari Severus Snape, Lord Voldemort dan para
pengikutnya mengetahui informasi mengenai akan terangkatnya mantera
perlindungan ini dan berencana untuk menyergap Harry ketika ia akan
meninggalkan rumah keluarga Dursley. Voldemort juga sedang mencari
tongkat sihir baru yang dapat mengatasi tongkat sihir Harry. Sesaat
sebelum mantera perlindungan Harry berakhir, keluarga Dursley diamankan
ke tempat yang dirahasiakan, dan beberapa anggota Orde Phoenix tiba
untuk mengawal Harry ke tempat yang aman. Enam orang menyamar sebagai
Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam perjalanan dan diserang oleh
Voldemort dan para Pelahap Mautnya. Harry berhasil melarikan diri ke
rumah keluarga Weasley, the Burrow, tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody
terbunuh dalam pertempuran.
Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di
kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka:
Deluminator untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat
memadamkan/menyalakan cahaya); buku mengenai kisah anak-anak sihir untuk
Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan Snitch pertama
yang ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya. Namun
demikian, pedang Gryffindor ditahan oleh Menteri Sihir, karena
kementerian berpendapat bahwa pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore.
Belakangan, dari Snitch itu muncul sebuah petunjuk yang ditulis oleh
Dumbledore: “Aku membuka pada akhirnya” (bahasa Inggris: “I open at the
close”). Walaupun ketiganya tidak belum dapat mengetahui mengapa
Dumbledore meninggalkan masing-masing mereka benda-benda tersebut,
mereka mempercayai bahwa benda-benda itu dimaksudkan entah bagaimana
untuk membantu mereka menemukan horcrux-horcrux Voldemort.
Pencarian Horcrux
Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, Patronus
dari Kingsley Shacklebolt muncul dengan peringatan bahwa Kementerian
Sihir telah jatuh dan para Pelahap Maut sedang mendatangi mereka. Harry,
Ron, dan Hermione melarikan diri dengan berdisapparate, dan akhirnya
berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah ditinggalkan di
Grimmauld Place nomor dua belas, rumah yang diwarisi Harry dari Sirius
Black. Di rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus
yang tewas oleh Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang
berinisial sama dengan “R.A.B.” yakni orang yang mengambil Horcrux
liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang tersembunyi.[HP6]
Hermione teringat pernah melihat sebuah liontin di antara barang-barang
milik Kreacher, peri rumah di tempat itu. Kreacher merujuk Mundungus
Fletcher yang mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah dan
menggunakannya untuk menyogok Dolores Umbridge. Yakin bahwa liontin itu
salah satu Horcrux yang sedang mereka cari, ketiganya memasuki
Kementerian Sihir menggunakan samaran Ramuan Polijus. Mereka berhasil
mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa disadarinya, tapi tempat
persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui musuh.
Ketiga sahabat itu melarikan diri. Mereka tidak berhasil membuka
apalagi menghancurkan liontin itu, dan bergantian memakai liontin itu
untuk menjaganya. Mereka juga berhasil mengetahui bahwa pedang “warisan
Dumbledore” yang ditahan oleh kementerian sebenarnya adalah pedang
tiruan; dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah yang dapat
menghancurkan Horcrux-Horcrux itu. Harry hendak mencari pedang itu, tapi
Ron, yang khawatir akan keamanan keluarga dan kecewa karena ternyata
Harry tidak memiliki rencana apa pun dari Dumbledore, meninggalkan Harry
dan Hermione. Keduanya kemudian pergi ke Godric’s Hollow untuk mencari
pedang itu. Di sana, mereka disergap oleh Voldemort dan Nagini. Ketika
mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja mematahkan
tongkat sihir Harry.
Di Hutan Dean, Harry melihat sebuah Patronus berbentuk Rusa betina
di dekat tempat mereka berkemah. Patronus itu membawanya ke sebuah kolam
es berisikan pedang Gryffindor. Ketika Harry berusaha untuk menyelam ke
dalam kolam es untuk mengambil pedang tersebut, Horcrux liontin yang
dikenakannya tiba-tiba mengetat dan berusaha mencekik lehernya. Ron,
yang menggunakan Deluminator untuk mencari Harry dan Hermione, tiba dan
berhasil menyelamatkan Harry dari tenggelam di kolam itu, mengambil
pedang, dan kemudian berhasil menghancurkan liontin itu. Ron
memperingatkan Harry dan Hermione bahwa nama Voldemort sekarang telah
menjadi dimanterai Tabu – sehingga orang yang berani menyebut nama itu
akan menyebabkan tempatnya bersembunyi akan tersingkap.
Relikui Kematian
Simbol Relikui Kematian (the Deathly Halows)
Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna,
untuk menanyakan mengenai simbol yang pernah mereka lihat digunakan oleh
Xenophilius dan simbol yang sama dengan simbol yang ada di buku
anak-anak milik Hermione. Lovegood menyatakan bahwa simbol itu adalah
simbol dari Relikui Kematian (the Deathly Hallows), tiga benda
legendaris yang dapat menaklukkan kematian: Tongkat sihir Elder (Elder
Wand), Batu Kebangkitan (Resurrection Stone), dan Jubah Gaib. Ketika
ditekan mengenai keberadaan Luna, Lovegood mengakui bahwa para Pelahap
Maut telah menculik putrinya; dan bahwa ia juga telah memberitahu
Kementerian Sihir (yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut) mengenai
keberadaan ketiganya; namun mereka berhasil melarikan diri.
Beberapa pemburu harta karun menangkap ketiganya di perkemahan
mereka setelah Harry secara ceroboh menyebut nama Voldemort. Mereka
dipenjarakan di rumah keluarga Malfoy, bersama-sama dengan Luna
Lovegood, Dean Thomas, Ollivander si pembuat tongkat sihir, dan goblin
Griphook. Ketika menemukan pedang Gryffindor di antara milik mereka,
Bellatrix Lestrange mencurigai bahwa mereka telah mencuri masuk ke
tempat penyimpanan miliknya di Bank Gringott. Bellatrix menyiksa
Hermione untuk mendapatkan informasi. Dobby berapparate ke penjara bawah
tanah tempat mereka semua disekap dan menyelamatkan mereka. Petter
Pettigrew turun ke bawah tanah untuk menyelidiki kegaduhan dan mencekik
Harry, yang mengingatkan bahwa Pettigrew berhutang nyawa kepadanya.[HP3]
Cengkeraman Pettigrew melemah, tangan peraknya terlepas dan mencekik
tuannya sendiri sampai mati sebagai balasan hutang nyawa itu. Harry dan
Ron berlarian menaiki tangga untuk menyelamatkan Hermione. Ron melucuti
Bellatrix sementara Harry mengalahkan dan mengambil tongkat sihir Draco.
Dobby muncul kembali dan mereka berempat berapparate ke rumah Bill dan
Fleur Weasley. Sesaat sebelum mereka menghilang, Bellatrix melemparkan
pisau dan secara fatal menembus tubuh Dobby.
Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat
Elder itu. Ia juga mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat
memilih untuk berganti ke tuan yang baru jika pemiliknya dikalahkan atau
dilucuti. Tindakan Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat itu bahwa ada
Horcrux lain yang disembunyikan di lemari besi Lestrange. Dengan bantuan
Griphook, mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang
lainnya, Piala Helga Hufflepuff. Griphook mencuri pedang Gryffindor,
karena menganggap bahwa pedang itu sesungguhnya adalah milik kaum
Goblin, dan ketiga sahabat berhasil melarikan Horcrux Piala itu. Dengan
kejadian ini, Voldemort, yang berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam
Dumbledore, menyadari sepenuhnya bahwa Harry Potter dan
sahabat-sahabatnya sedang mencari dan menghancurkan Horcrux-Horcruxnya.
Secara tidak sengaja, pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort
yang mengungkapkan bahwa ada satu lagi Horcrux yang disembunyikan di
Hogwarts. Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini adalah
Mahkota Rowena Ravenclaw.
Pertempuran Hogwarts
Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron, dan
Hermione untuk menyelinap masuk ke Hogwarts. Harry memperingatkan para
staf pengajar Hogwarts bahwa Voldemort akan segera datang menyerbu. Orde
Phoenix, Laskar Dombledore, para pelajar, dan banyak alumni Hogwarts
tiba di sana ketika para pengikut Voldemort tiba menyerang. Pertempuran
ini memakan banyak korban, di antaranya adalah Fred Weasley, Remus
Lupin, Nymphadora Tonks Lupin, dan Colin Creevey. Sementara Harry
mencari Horcrux Mahkota itu, Ron dan Hermione memasuki Kamar Rahasia
untuk mengambil taring ular Basilisk yang dahulu dibunuh oleh
Harry.[HP2] Hermione menggunakan taring itu untuk menghancurkan Horcrux
Piala Hufflepuff. Dalam pencarian itu, Harry kemudian teringat bahwa ia
pernah melihat Mahkota itu di Kamar Kebutuhan. Di kamar itu, ketiganya
diserang oleh Malfoy, Crabbe, dan Goyle. Crabbe mempergunakan mantera
Fiendfyre yang sangat kuat yang malah membunuh dirinya sendiri tapi juga
menghancurkan mahkota itu.
Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan
ketiganya segera pergi ke Shrieking Shack. Mereka mendengar Voldemort
memberitahu Snape bahwa Tongkat Elder tidak dapat digunakannya dengan
baik dikarenakan Snape telah menjadi tuan atas Tongkat itu setelah Snape
membunuh pemilik Tongkat itu sebelumnya, Albus Dumbledore.[HP6]
Voldemort yakin bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan
menjadi miliknya seutuhnya. Ia menyuruh Nagini untuk membunuh Snape,
kemudian pergi ke Hogwarts. Ketika Snape sedang jatuh sekarat, ia
memberikan Harry memorinya. Memori ini kemudian mengungkapkan bahwa
Snape, sekalipun tidak sepenuhnya baik, adalah orang yang setia kepada
Dumbledore, didorong oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily
Potter. Dumbledore, yang hidupnya sudah tidak lama lagi akibat kutukan
yang mengenainya dari Horcrux Cincin Gaunt, telah menyuruh Snape untuk
membunuh Dumbledore bila perlu, untuk melindungi peranan Snape dalam
Orde Phoenix dan juga untuk menggantikan Draco Malfoy yang ditugasi
Voldemort untuk membunuh kepala sekolahnya. Adalah Snape juga yang
mengirimkan Patronus Rusa betina yang mengantar Harry ke pedang
Gryffindor. Memori itu juga mengungkapkan bahwa Harry sendiri adalah
Horcrux — Voldemort tidak akan dapat dibunuh selama Harry masih hidup.
Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke Hutan Terlarang
di mana Voldemort telah menunggu. Dalam perjalan itu, Harry menemukan
petunjuk dari Snitch, yang membuka dan di dalamnya terdapat Batu
Kebangkitan. Harry memanggil arwah dari orang tuanya, Sirius Black dan
Remus Lupin, yang menenangkan dan menemaninya ke tempat Voldemort. Ia
kemudian membiarkan kutukan Voldemort, Avada Kedavra, mengenai dirinya.
Harry terbangun di suatu tempat seperti di dunia lain dan tidak yakin
apakah ia masih hidup atau sudah mati. Albus Dumbledore muncul dan
menjelaskan bahwa bagian jiwa Voldemort yang berada di dalam diri Harry
telah dihancurkan oleh kutukan pembunuh itu. Ia menjelaskan juga bahwa
seperti Voldemort tidak dapat dibunuh sementara bagian jiwanya masih
tersisa, maka Harry juga tidak dapat dibunuh sementara darahnya masih
mengalir di tubuh Voldemort. Harry, yang berhasil “mengalahkan maut”
dengan menyatukan ketiga Relikui Kematian, mendapat pilihan untuk
“meninggalkan dunia” atau kembali hidup di dunia.
Harry hidup kembali, tapi ia berpura-pura telah tewas. Voldemort
menyuruh untuk membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan.
Ketika pertempuran memanas kembali, Harry memakaikan dirinya sendiri
Jubah Gaib. Neville menarik pedang Gryffindor dari Topi Seleksi dan
berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Horcrux terakhir.
Penduduk desa Hogsmeade, para Centaurus dari hutan, dan para peri rumah
Hogwarts ikut masuk dalam pertempuran melawan para Pelahap Maut, yang
mulai berbalik kalah unggul dalam jumlah. Di dalam puri, McGonagall,
Kingsley, dan Slughorn berduel melawan Voldemort; sementara Ginny,
Hermione, dan Luna melawan Bellatrix Lestrange. Ketika sebuah kutukan
pembunuh hampir mengenai Ginny, Molly Weasley terjun ke pertempuran,
mendorong para gadis menjauh, dan dengan sengit bertempur dengan
Bellatrix. Ia berhasil membunuh Bellatrix dengan manteranya. Harry
menampakkan dirinya kembali dan menantang Voldemort. Harry berhasil
menyimpulkan bahwa Voldemort bukanlah pemilik sejati dari Tongkat Elder.
Ketika Draco Malfoy melucuti Dumbledore di Menara Astronomi, Draco
tanpa sadar telah menjadi pemilik Tongkat Elder; dan ketika Harry
belakangan merebut tongkat Draco, ia sendiri menjadi pemilik baru yang
sejati dari Tongkat Elder. Voldemort melemparkan Kutukan Pembunuh kepada
Harry yang dilawan Harry dengan Mantera Pelucutan Senjata; namun
Tongkat Elder melindungi tuannya sehingga kutukan Voldemort memantul dan
berbalik membunuh Voldemort sendiri.
Setelah pertempuran berakhir, Harry mendatangi lukisan Dumbledore.
Ia memberitahu bahwa ia akan menyimpan Jubah Gaib itu, tapi untuk
mencegah ketiga Relikui Kematian itu bersatu kembali, Batu Kebangkitan
akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di Hutan Terlarang, dan Tongkat
Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore. Jika Harry kelak meninggal
tanpa terkalahkan, maka kekuatan Tongkat Elder akan padam seiring dengan
kematiannya. Lukisan Dumbledore menganggukkan persetujuannya. Sebelum
menempatkan Tongkat Elder kembali ke makam itu, Harry mempergunakannya
untuk memperbaiki tongkat sihirnya sendiri yang telah patah.
Epilog
Sembilan belas tahun kemudian, Harry telah menikah dengan Ginny
Weasley, dan mereka memiliki tiga anak bernama James, Albus Severus, dan
Lily. Ron dan Hermione juga menikah dan memiliki dua anak, Rose dan
Hugo. Keluarga-keluarga itu bertemu di Stasiun King’s Cross, di mana
Albus akan memasuki tahun pertamanya bersekolah di Hogwarts. James, anak
pertama mereka, sudah bersekolah di Hogwarts, sementara Lily baru akan
masuk ke Hogwarts dua tahun kemudian.
Anak baptis Harry yang berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin,
ditemukan berciuman dengan Victoire Weasley (putri Bill dan Fleur) di
salah satu kompartemen kereta. Teddy tampaknya sangat dekat dengan
keluarga Potter, dengan perkataan Harry, “Ia sudah datang untuk makan
malam bersama empat kali seminggu.”
Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka,
Scorpius. Malfoy menganggukkan kepala singkat ke Harry, kemudian pergi.
Harry menenangkan Albus, yang khawatir akan masuk ke Slytherin. Ia
memberitahu bahwa Severus Snape, dari mana nama Severus diambil, adalah
seorang Slytherin dan ia adalah orang yang paling berani yang pernah
ditemuinya. Harry juga membocorkan bahwa Topi Seleksi akan mengikuti
pilihan seseorang.
Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi dan berteman baik dengan Harry.